Renungan Selasa, 12 April 2016
Hari Biasa Pekan III Paskah
Warna Liturgi Putih
Kekerasan dan kekejaman dunia ini seolah takkan
berhenti. Masih terdengar jeritan pilu orang – orang yang dianiaya dengan keji.
Masih terlihat jazad – jazad orang yang dibantai berhamburan di sana-sini.
Kengerian dunia seolah takkan berakhir. Darah dan air mata terus jatuh
membahasi bumi. Tanah tempat kita berpijak pun seolah tak ada yang bersih dari
sentuhan darah dan tulang – belulang para korban kekejaman dunia.
Bacaan hari ini mengisahkan peristiwa kekejaman dunia
terhadap Stefanus. Ia dirajam dengan batu hingga mati bersimbah darah. Yang
mulia Stefanus telah pergi. Ia mati sebagai martir pertama. Padahal, Stefanus
baru saja mengingatkan: “Siapakah dari
nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh
orang-orang yang menubuatkan kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu
khianati dan kamu bunuh”. Stefanus mengingatkan akan kekejaman yang telah
mereka lakukan terhadap para nabi yang menubuatkan kedatangan Yesus. Bahkan,
kekejaman terhadap Yesus sendiri. Dan kini, kekejaman kepada Stefanus, pengikut
Yesus. Sampai detik ini pun, kekejaman dunia terhadap iman Kristiani tak pernah
berhenti.
Bagaimana mengakhiri penyebaran virus kekerasan dan
kekejaman? Kita memiliki antivirus penangkalnya, yaitu KASIH. Katakan kepada
mereka bahwa orang Kristen tidak pernah menyerah melawan kekerasan dunia dengan
kasih. Kita tidak akan pernah berhenti menyebarkan kasih di dunia ini. Kita
akan memenangkan dunia dengan Kasih.
Dunia begitu haus akan sentuhan kasih sayang. Dunia
begitu lapar akan secercah kedamaian dan keadilan. O kedamaian, mengapa begitu
sulit untuk menguasai dunia ini? O Kasih sayang, mengapa begitu sulit menyentuh
relung hati setiap manusia? Mungkin kita telah berlari terlalu jauh
meninggalkan Sang Ilahi. Atau barangkali
kita sudah melupakan bisikan lembut ini: “Akulah
roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Fr. Erton Refra).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar