Renungan Selasa, 19 April 2016
Hari Biasa Pekan IV Paskah
Warna Liturgi Putih
Hari Minggu yang baru lalu bersama seluruh Gereja
Universal kita berdoa untuk Panggilan Sedunia ke-53 dengan tema permenungan
“Gereja, Bunda Kaum Terpanggil”. Paus Fransiskus berpesan kepada kita untuk
merenungkan secara khusus tentang asal mula panggilan itu berakar dan
bertumbuh, yaitu di dalam Gereja. Gereja bagai Bunda yang melahirkan panggilan.
Gereja adalah wadah penyemaian bibit-bibit istimewa para pengikut Kristus.
Tempat paling pertama dan utama pertumbuhan panggilan ialah keluarga sebagai
Gereja Rumah Tangga (Ecclesia Domestica),
bentuk komunitas basis paling inti yang turut membentuk Gereja Universal.
Keluarga juga merupakan seminari, pastoran, frateran, susteran dan biara
pertama di mana bibit-bibit itu tumbuh menjadi buah-buah anggur yang segar dan
ranum dalam persatuan dengan Pokok Anggur, Kristus. Karena itu, pertumbuhan
panggilan pertama-tama bukan karena usaha kebaikan manusia, melainkan usaha dan
tindakan Yang Ilahi untuk menyelamatkan. Demikian panggilan adalah anugerah
Tuhan karena berasal dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan.
Pada titik inilah Gereja, sebagai domba-domba,
menemukan dasar keterpanggilan-Nya yaitu tindakan panggilan Sang Gembala Yesus
Kristus. Yesus bersabda, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, dan Aku
mengenal mereka dan mereka mengikuti Aku, dan Aku memberikan hidup kekal kepada
mereka dan mereka pasti tidak akan binasa selama-lamanya dan seorang pun tidak
akan merebut mereka dari tangan-Ku.” (ayat 27-28) Pengenalan terhadap diri
Yesus dan suara-Nya yang memanggil membuahkan hidup kekal. Penginjil Matius
menulis sabda Yesus yang persis sama, “…Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam
maut tidak akan menguasainya” (16:18). Demikian Yesus mewariskan kepada kita
Gereja, tempat orang-orang terpanggil hidup secara mengagumkan seperti diri-Nya
dan untuk membarui dunia dengan pertolongan Roh Kudus.
Ada hal menarik sehubungan dengan Gereja, Bunda
orang-orang terpanggil. Gereja manakah yang Yesus maksudkan adalah
domba-domba-Nya? Gereja itu ialah yang Ia dirikan di atas batu karang Rasul Petrus.
Bahkan sampai tiga kali Ia menyuruh Petrus menggembalakan domba-domba-Nya. Itu
berarti kesatuan antara Yesus dan Petrus menggambarkan suatu suksesi
penggembalaan ilahi. Suksesi itu diteruskan kepada Petrus, kepada para Rasul
dan diteruskan sampai saat ini. Syarat utama Gereja Kristus adalah satu. Yesus menjelaskan
penggembalaan-Nya merupakan satu kesatuan erat dengan Bapa, “Aku dan Bapa
adalah satu” (ayat 30). Mereka yang terpisah dari Gereja-Nya sama sekali
tercerai-berai dan tidak termasuk domba-domba Yesus Sang Gembala. Mereka
bersikap seperti orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepada Yesus tetapi
menginginkan Yesus menjadi Mesias
bagi mereka (ayat 24).
Panggilan Sang Gembala kepada kita, domba-domba-Nya,
wajib didengarkan. Kita harus menolak untuk tuli terhadap panggilan ilahi.
Namun kita tidak hanya mendengar panggilan itu dengan telinga, tetapi juga
dengan tindakan. Sadar atau tidak, Yesus sering memanggil kita dalam rupa:
sesama yang menderita lapar dan haus; seorang asing, sampah masyarakat yang tersingkir karena kekejaman sistem
sosial; seorang miskin di pinggir jalan yang hampir telanjang; orang yang sakit
dan membutuhkan pertolongan jasmani dan rohani; orang-orang yang terkurung
dalam penjara dan para korban kekejaman kehidupan. Karena perbuatan-perbuatan
baik inilah Yesus memanggil kita dengan sebutan ‘domba’ yang akan Ia pisahkan
dari ‘kambing’ (bdk. Mat. 25:35-36). Berlatarbelakang hal ini, Yesus sendiri
suka menerjunkan diri ke dalam situasi demikian, turun ke masyarakat yang
paling sederhana, mengujungi mereka yang miskin dan menderita. Ia menyukai
perjalanan berkeliling sambil berbuat baik. Maka identitas Gereja wajib seperti
identitas Yesus Sang Gembala dan Pendiri Gereja. Kita sebagai anggota Gereja
dan domba-domba-Nya harus berusaha mendengar dengan jelas panggilan Sang
Gembala untuk setia dalam
perbuatan-perbuatan baik seperti yang telah Ia laksanakan dengan
sungguh-sungguh. (Fr. PAL).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar