Renungan Minggu, 24 April 2016
HARI MINGGU PASKAH V
BcE Kis. 14:21b-27;
Mzm.145:8-9,10-11,12-13ab;
Why. 21:1-5a; Yoh.
13:31-33a,34-35.
Warna Liturgi Putih
Kehidupan
zaman ini ditandai dengan sikap individualisme yang membuat manusia hidup hanya
untuk dirinya sendiri. Dorongan untuk mengutamakan kepentingan pribadi membuat
manusia menutup mata terhadap sesama yang menderita. Namun bagi Allah,
priorotas utama ialah kepentingan dan keselamtan hidup orang lain.
Allah
sendiri telah menunjukkan kasih-Nya dengan hidup di tengah-tengah manusia. Ia menjadi
penolong setia bagi orang yang menderita. Sebagai murid-murid-Nya, Yesus
meminta kita untuk mengutamakan kasih di atas segalanya. “Hendaklah kamu saling menaruh cinta kasih, seperti Aku telah mengasihi
kamu”. Cinta yang tulus melampaui batas-batas perbedaan, menembus segala
ruang dan waktu. Mencintai dan mengasihi adalah ciri khas murid Yesus yang
harus dihidupi. Kasih menjadi “jiwa” yang mendasari seluruh hidup, karya dan
pelayanan kita di tengah-tengah dunia. (Fr. Hubertus Masriat).
(Picture: en.wikipedia.org)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar