Renungan Minggu, 13 Maret 2016
HARI
MINGGU PRPASKAH IV
Berbuat zinah adalah dosa yang mendatangkan hukuman mati, yaitu dirajam
dengan batu. Ini merupakan hukum Yahudi sesuai perintah Musa dalam hukum Taurat.
Oleh orang Yahudi, seorang wanita dihadapkan kepada Yesus karena tertangkap
basah berbuat zinah. Dengan kasus ini, orang Yahudi hendak menjebak Yesus untuk
menangkap-Nya. Di satu sisi, kalau Yesus setuju agar wanita itu dirajam dengan
batu maka orang-orang Romawi akan membunuh Yesus. Karena pada waktu itu, hukum
Romawi melarang orang untuk membunuh dengan cara demikian. Di sisi lain,
apabila Yesus (sudah pasti)
menolak untuk menyuruh mereka merajam wanita itu dengan batu, maka Yesus
melawan hukum Taurat yang dituliskan oleh Musa sejak Perjanjian Lama. Ini peluang
bagus bagi orang-orang Yahudi untuk menjebak dan menangkap Yesus. Namun apa
yang terjadi? Yesus tidak berpihak pada dua sisi itu; Ia tidak menyuruh mereka
merajam wanita itu atau melawan hukum Taurat Musa. Ia malahan diam dan menulis
pada tanah. Ini tentu menimbulkan keheranan dan desakan dari orang Yahudi
terhadap Yesus. Yesus lalu memberikan pilihan kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Yoh.
8:7). Mereka pergi dari hadapanNya satu per satu, mulai dari yang tua karena
pastilah mereka berdosa.
Isyarat Yesus menulis pada tanah tidak dipahami oleh orang-orang Yahudi. Tanah
adalah asal manusia. Manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali menjadi
tanah. Meskipun manusia itu kelihatan sempurna dari ciptaan lain, namun
pastilah rapuh juga, yaitu berdosa. Ini sekaligus mengingatkan semua yang hadir
saat itu bahwa Yesus menunjuk dosa dan kesalahan manusia. Oleh karena orang-orang
Yaudi tidak mengerti maka Yesus memberikan pilihan itu. Dan kenyataannya,
tinggal Yesus dan wanita itu di situ. "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan
berbuat dosa lagi mulai dari sekarang" (Yoh.
8:11). Yesus tidak menghukum sang wanita, justru memintanya untuk pergi dan
melarangnya untuk jangan berbuat dosa lagi.
Pusat perhatian Yesus amatlah jelas, yaitu dosa. Sekiranya
orang-orang Yahudi tidak berdosa, silahkan mereka merajam wanita berzinah itu. Sekiranya
orang-orang Yahudi berniat jahat (dosa)
terhadap Yesus, Ia justru membungkam mereka. Sekiranya Yesus menulis pada
tanah, Ia menunjuk titik terlemah manusia, termasuk orang-orang Yahudi dan
wanita itu, yaitu dosa. Sekiranya wanita itu berdosa, dengan berbuat zinah,
Yesus melarangnya untuk tidak berbuat dosa lagi. Yesus “menyerang” dosa karena
Ia hadir untuk melepaskan semua orang dari dosa. Sebaliknya, Ia tidak menghukum
namun membebaskan semua yang berdosa. Yesus menghendaki agar orang mengeluarkan
dahulu balok pada matanya barulah melihat selumbar pada mata orang lain. Dengan
begitu, Ia mengajak orang untuk mengoreksi diri, memeriksa diri, sadar akan
kesalahan, kelalaian dan dosa yang telah diperbuat. Kemudian, jalan terakhir
yang ditambahkanNya ialah membatasi orang untuk tidak berurusan dengan dosa
lagi. Mengapa? Karena dosa pada hakekatnya merusak hubungan Allah dengan
manusia.
Mari mengoreksi diri dari setiap debu dosa yang
telah ditelan dan membinasakan kita. Dosa itu harus dikebaskan dari hati,
pikiran dan perbuatan kita. Balok di matamu keluarkan dahulu lalu berdamilah
dengan Allah, Penyelamat manusia. Tinggalkanlah dosa dan berjalanlah menuju
Allah, sumber hidup. “Orang yang berjalan
maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai
sambil membawa berkas-berkasnya” (Mzm. 126:6). Santo Paulus berkata: “Saudara-saudara, aku sendiri tidak
menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku
melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di
hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu
panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (Flp. 3:14). Tatkalah kita memutuskan untuk berdamai dengan Allah, saat itulah rahmat
itu berlimpah atas hidup dan karya kita di dunia ini. (Fr. IEF)
“Lihat,
Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu
mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai
di padang belantara”
(Yes. 43:19)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar