Ia adalah Allah yang "Berbelas Kasih"


Renungan Selasa, 01 Maret 2016
Hari Biasa Pekan III Prapaskah (U)
BcE Dan. 3:25,34-43; Mzm. 25:4bc-5ab, 6-7bc, Mat. 18:21-35


Sadrakh, Mesakh, dan  Abednego, dalam bacaan pertama, meneladankan ketekunan iman, harap, dan kasih. Mereka mengangkat hati kepada Tuhan dalam iman, menggatungkan seluruh hidup kepada-Nya dalam pengharapan. Tindakan-tindakan tersebut sesungguhnya menggambarkan kedalaman cinta yang tak kunjung sirna. Mereka yakin, bahwa keselamatan hanya dapat ditempuh manakala orang hidup dalam iman, harap, dan cinta kasih yang sesungguhnya.  

Zaman ini, orang hidup dalam “ketergantungan,” bukan semata-mata kepada Allah melainkan kepada produksi zaman, seperti media-media digital, dan bahkan pengagungan terhadap diri kemampuan diri sendiri, cinta diri, dan subjektivisme. Seakan-akan orang menjadi “Nebudkadnezar” zaman ini. Kenyataan ini menjadi peristiwa-peristiwa yang hidup di kesekitaran kita sehingga menjadi momok bagi iman, mempengaruhi pengharapan secara total kepada Allah, dan bahkan cinta kepada Allah bukanlah menjadi yang pertama-tama.  Namun, Allah bukanlah Allah yang tidak peduli, bukanlah Allah yang jahat. Ia adalah Allah yang maha belaskasih. Ia memahami dengan sungguh keberadaan hidup kita, bahkan kebutuhan-kebutuhan hidup kita yang tak kita sadari. Sebagai Allah yang berbelas kasih, Ia menghadirkan senantiasa ruang pengampunan, sebab Ia sendiri menghendaki agar semua umat-Nya memperoleh keselamatan. Ia bukanlah simbol “Raja” yang datang dengan Kemahakuasaan-Nya yang dahsyat, melainkan dengan daya persuasi kasihNya yang menyelamatkan.   

Cinta dan belas kasih itu telah datang dalam diri Yesus dan tetap tinggal di antara kita karen Ia sendiri menghendaki-Nya. Maka. Cinta dan belas kasih itu tak akan berkesudahan dan senantiasa senantiasa melahirkan rahmat. Tanggungjawab orang beriman Kristiani adalah memberikan pemeliharaan yang pantas seraya tetap berpegang teguh pada iman akan Allah, dan tak henti-hentinya menggantungkan hidupnya kepada Allah. Sebab,hanya di dalam Dia, kita menemukan keselamatan. (Fr. Josh Ell).

Tidak ada komentar :

Posting Komentar