Hari
Biasa Pekan IV Prapaskah (U)
Berhadapan dengan
bahaya maut, Yesus tetap tenang dan menerima permintaan pegawai istana yang
datang kepadaNya. Tentu pegawai istana itu percaya akan kuasa yang dimiliki
Yesus. Ia percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan anaknya, melepaskan belenggu
maut yang hendak merenggut nyawa sang anak. Pegawai istana itu berkata
kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati" (Yoh. 4:49). Ya,
Tuhan memang datang di saat itu juga untuk menyembuhkan anaknya. Ia mendengarkan
seruan sang pegawai istana itu lalu mengabulkan permintaannya. Ia meminta
karena percaya akan Tuhan yang dapat menyembuhkan. Bahaya maut tidak dapat
mengalahkan Tuhan yang berkuasa atasnya. Alhasil, anak sang pegawai istana
sembuh berkat kepercayaannya kepada Tuhan.
Sang pegawai
istana menunjukkan sesuatu yang lain untuk kita. Cara beriman yang benar ialah
datang kepada Yesus dan berjalan bersamaNya menuju keselamatan. Datang sambil
membawa keluh kesah, bahkan penyesalan untuk memperoleh kemurnian hidup dan
memperoleh keselamatan. Iman selalu ‘menarik’ orang untuk kembali kepadaNya,
melihat ‘kehebatan’Nya dan menyaksikan perbuatan baik yang dikerjakanNya. Iman juga
mengangkat orang dari keterpurukannya menuju Tuhan; pulang kepadaNya, sumber
hidup sejati. “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi
yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul
lagi dalam hati” (Yes. 65:17). Inisiatif untuk berjalan menuju Yesus dalam
pertobatan melahirkan hidup baru di dalam Dia. (Fr. Arens Takndare).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar