Renungan Jumat, 11 Maret 2016
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U)
Yoh. 7:1-2,10,25-30
Injil hari ini mengisahkan orang-orang Yahudi semakin gencar ingin
membunuh Yesus. Mengapa mereka ingin membunuh Yesus? Bacaan pertama memberi
jawaban jelas “Ia membanggakan mempunyai
pengetahuan tentang Allah, dan menyebut dirinya anak Tuhan” (Keb.2:13).
Jika disimak dengan teliti, tak ada kesalahan yang dibuat Yesus. Tetapi bagi
orang Yahudi, tak ada pilihan lain selain membunuh Yesus. Mereka berusaha
menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya
belum tiba.
Dalam bacaan Injil, keinginan membunuh Yesus disebabkan oleh keberadaan
diri-Nya di kalangan orang Yahudi. Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia
berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu
tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi
Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku
datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yoh 7:28-29). Sifat
kecemburuan orang Yahudi telah membutakan dan menggelapkan hati nurani.
Kebaikan dibalas dengan kejahatan. Keberadaan Yesus dianggap sebagai suatu
ancaman kekuasaan duniawi. Namun rencana Allah bukanlah rencana manusia. Allah
berkuasa atas hidup dan mati. Karena itu mengakui Yesus adalah membenarkan
keberadaan diri-Nya sebagai Putera Allah dan Ia pun berasal dari Bapa.
Percayalah bahwa Kristus adalah sang juru selamat umat manusia. (Fr. Basty
Takndare).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar