Renungan Kamis, 26 Mei 2016
Peringatan Wajib St. Filipus Neri, Imam
Warna Liturgi Putih
Bacaan pada hari ini mengisahkan tentang perjumpaan
Bartimeus yang buta dengan Yesus. Dalam moment perjumpaan itu, Bartimeus
disembuhkan oleh Yesus. Namun prosesnya tidak sederhana. Saat itu, dari tempat
duduknya, Bartimeus mendengar bahwa Yesus orang Nazareth itu sedang lewat, ia
berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” banyak orang menegurnya untuk
diam namun semakin keras Bartimeus berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah
aku!” Yesus pun berhenti dan menyuruh orang memanggil dia. Yesus tidak langsung
menyembuhkan dia namun bertanya kepadanya, “Apa yang kaukehendaki Kuperbuat
bagimu?” Bartimeus menjawab, “Rabuni, semoga aku dapat melihat.” Yesus berkata,
“Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Saat itu juga dia dapat melihat
dan mulai mengikuti Yesus.
Dalam hidup, kita jumpai bahwa maksud baik selalu memiliki
banyak tantangan. Itu membuat kita menjadi gampang menyerah. Berdoa sekali dan
meminta sesuatu dari Tuhan dan saat permintaan itu tidak dikabulkan kita
langsung menyerah. Tidak dengan Bartimeus! Maksud baiknya untuk berjumpa dengan
Tuhan dihalangi oleh banyak orang. Namun dia tidak menyerah. Semakin orang
menghalanginya, semakin dia berusaha. Kerinduannya untuk bertemu dan melihat
Tuhan mengalahkan semua halangan disekitarnya. Setelah bertemu dengan Tuhan
pun, dia tidak langsung mengutarakan keinginannya untuk sembuh dari kebutaannya
namun yang dia minta pertama-tama dari Tuhan adalah belaskasih. Bartimeus tidak
hanya yakin bahwa Tuhan bisa menyembuhkannya (Iman). Dia juga tidak hanya duduk
dan berharap akan sembuh (harap). Namun dia berusaha untuk mendapatkan kasih
dari Tuhan. Tiga hal inilah yang dimiliki oleh Bartimeus dan membuatnya bisa
disembuhkan oleh Tuhan.
Terkadang kita memiliki maksud-maksud tertentu yang
diungkapkan kepada Tuhan namun kita gampang menyerah saat maksud itu tidak
terjawab. Terkadang kita langsung mengungkapkan maksud kita tanpa
sungguh-sungguh memeriksa diri kita apakah kita layak diterima oleh Tuhan. Mari
kita belajar dari seorang Bartimeus. Dia tidak menyerah ketika usahanya untuk
bertemu dengan Tuhan dihalangi banyak orang. Dia tidak hanya yakin dan berharap
Tuhan akan menjumpainya dan menyembuhkannya. Dia bahkan tidak langsung mengungkapkan
maksudnya pada Tuhan. Namun yang dia minta lebih dahulu adalah belaskasih dari
Tuhan. Dia menyadari bahwa dia membutuhkan belaskasih itu untuk layak
mengungkapkan maksud hatinya. Tuhan mendengarkan dan mengabulkan permohonannya.
Dengan iman, harap dan kasih, permohonan bartimeus dikabulkan oleh Tuhan.
Belajarlah dari seorang Bartimeus. (Fr. SF).
(Pict: deaconpedro.com).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar