‘Tetesan Air Mata Bahagia, Oh St. Monika’



27 Agustus, Peringatan Wajib St. Monika
1Kor. 1:26-31; Mzm. 33:12-13,18-19,20-21; Luk. 7:11-17, 
atau (Sir. 26:1-4,16-21; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 7:11-17).
Warna Liturgi Putih

Sudah menjadi karakter dasar Yesus bahwa ketika melihat penderitaan manusia, "hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan". Belas kasih menjadi penggerak utama karya-karya ilahi-Nya. Belas kasih juga pergi melampaui batas-batas hukum yang seolah-olah mengkungkung manusia. Maka ketika Yesus melihat usungan kematian anak lelaki satu-satunya dari seorang janda, Ia pergi menemuinya. Yesus bahkan menyentuh jenazah itu, yang menurut hukum Musa dapat menajiskan orang yang menyentuhnya (Bil. 9:6-7). Yesus tidak peduli apa kata hukum. Hukum melayani manusia, dan bukan manusia melayani hukum. Belas kasih harus menembus jauh ke dalam liku-liku kehidupan: mencari yang hilang, memberi makan yang lapar, memberi pakaian kepada yang telanjang, memberi tumpangan kepada orang asing, mengunjungi yang terpenjara, melawat yang sakit dan menderita, bahkan membangkitkan yang mati. Namun kemegahan belas kasih tidak dapat berdaya apapun di luar Allah. Hanya di dalam Allah, belas kasih itu dapat berbuah.

Di situlah St. Monika biasanya meneteskan air mata untuk puteranya Agustinus. Ia bersimpuh di kaki Allah setiap saat. Ia adalah seorang wanita yang lemah dan menderita karena 'kematian iman' anak satu-satunya. Tiga puluh tahun lebih Monika mencurahkan belas kasihnya kepada Agustinus. Di kemudian hari, ketika Monika meninggal di tangan puteranya, pada saat itu pula Agustinus mengalami kebangkitan rohani yang hebat. Ia bertobat, mencintai Allah dan menyukai mempelajari Kitab Suci dan filsafat. Dalam waktu singkat ia belajar dan bekerja keras dengan sungguh-sungguh untuk menjadi Imam, kemudian Uskup dan pujangga Gereja. Agustinus juga menjadi seorang kudus yang memenuhi halaman-halaman dokumen ajaran Gereja dengan karya-karya tulis yang hebat dan mengagumkan. Hanya belas kasih yang dapat mengubah kematian menjadi kehidupan. Dan yang utama, belas kasih menjadi semakin berdaya ketika Allah menjadi aktor utamanya.

Santa Monika ialah pelindung para ibu, janda, pasangan pernikahan bermasalah, pecandu alkohol, korban pelecehan, dan anak-anak berkebutuhan khusus. (Fr. Nifmasken).

Santa Monika, doakanlah kami.

Sumber: 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar