Selasa, 30 Agustus 2016 (Hari Biasa)
BcE [1Kor. 2:10b-16; Mzm.
145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 4:31-37.]
Warna Liturgi Hijau
Ada orang
kerasukan setan dalam rumah ibadat di Kapernaum! Untunglah ada Yesus di sana.
Namun, setan(-setan) itu mengenal siapa Yesus. Setan berteriak dengan suara
keras dan mengungkapkan identitas Yesus, "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret,
apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa
Engkau: Yang Kudus dari Allah." (Luk 4:34). Ini bukan teriakan biasa.
Setan sedang mengatakan "kebenaran ilahi", suatu pengakuan iman, yang
juga dikatakan oleh orang-orang kudus. Natanael (Rasul Bartolomeus) juga pernah
mengatakan hal ini, "Rabi, Engkau Anak Allah, ..." (Yoh. 1:49). Kefas
(Rasul Petrus) juga pernah berkata kepada Yesus, "Engkau adalah Mesias,
Anak Allah yang hidup!" (Mat. 16:16; Mrk. 8:29; Luk. 9:20).
Setan juga
mengetahui siapa itu Yesus. Setan mengenal Yesus karena "pribadi" dan
"kuasa" yang Yesus miliki. Sungguh, Dia adalah "Putera
Allah". Pribadi Kedua Tritunggal ini membuat setan ketakutan dan gemetar!
Dengan kuasa itu pulalah Yesus mengusir mereka.
Ada 2 hal yang
dapat kita pelajari:
1) Kuasa menguduskan, mengikat dan melepaskan, dan mengusir setan itu Yesus berikan sepenuhnya kepada para Rasul (Mrk. 16:17). Para Rasul yang menahbiskan para Uskup sebagai pengganti mereka mewariskan kuasa yang sama dari Tuhan Yesus. Para Uskup menahbiskan para Imam, dan juga mewariskan kuasa yang sama. Mungkin sekali banyak praktek eksorsisme (pengusiran setan) dapat dilakukan di mana saja dan di agama apa saja, tetapi Gereja Kristus selalu memiliki "kuasa penuh" dari tangan Kristus sendiri. Dan biasanya setan taat di tangan seorang Imam eksorsis yang saleh, suci dan murni.
2) Dalam Sakramen Pembaptisan kita dilepaskan Allah dari kuasa-kuasa kegelapan, kita diputuskan dari rantai dosa asal yang berasal dari si jahat. Itu berarti melalui pembaptisan, Allah mengangkat kita semua menjadi putra-putri-Nya dan anggota Gereja yang didirikan Yesus, Putera Allah. Jadi, Allah adalah Bapa kita. Dengan meterai Sakramen Pembaptisan, dan di sepanjang peziarahan hidup kita sebagai anak-anak Allah Bapa, Gereja selalu mengajari kita untuk "mengenal Allah. Yesus sendiri mengajari para Rasul dan murid-murid-Nya untuk mendoakan Bapa Kami, doa sederhana dengan makna yang amat dalam. Doa Bapa Kami datang dari pengenalan Yesus yang sungguh-sungguh terhadap Allah Bapa. Mengenal Allah merupakan suatu usaha untuk memperdalam dan mengembangkan iman melalui kasih dan harapan akan keselamatan kekal. Kita tidak hanya didorong untuk mengenal Allah, tetapi mencintai-Nya dengan segenap hati, jiwa, tenaga, perasaan, dengan seluruh hidup kita.
Jangan kalah
dengan setan! Jangan sampai setan lebih mengenal Allah dan Yesus Kristus
Putera-Nya daripada kita sendiri!
Apa kata dunia? (Fr. Nifmasken).
Pict: www.catholicmannight.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar