Gereja, Mendengarkan Kristus & Seperti Kristus



Minggu, 17 April 2016
HARI MINGGU PASKAH IV, Hari Minggu Panggilan
Warna Liturgi Putih

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yoh. 10:27).

St. Maximilian Kolbe pernah berkata: “Jangan pernah takut untuk mengasihi Perawan Yang Terberkati secara berlebihan. Anda tidak pernah bisa mencintainya lebih dari yang Yesus lakukan”. Gereja sangat mencintai Maria tetapi tidak sebanding dengan cinta Yesus kepada Maria, IbuNya. Maria menjadi prototipe bagi kelahiran Gereja Kristus. Gereja lahir dari Allah, didirikan oleh Allah dengan tanganNya yang perkasa lalu menyerahkan kunci kerajaanNya (Mat. 16:19) kepada Gereja. Sama seperti Maria, Gereja menjadi pewarta karya keselamatan Allah di bawah bimbingan Roh Kudus yang diterima secara istimewa dalam peristiwa Pentakosta. Gereja senantiasa dituntun dalam masa pewartaannya di dunia sampai selama-lamanya, dan alam maut takkan menguasainya. Jadi, terpilihnya Maria sebagai Bunda Allah (yang mengandung dan melahirkan Allah), menemukan kesamaannya dalam diri Gereja. Maka Gereja menjadi (seperti) Bunda bagi kaum terpanggil. Demikianlah pesan Bapa Suci, Paus Fransiskus, di Hari Doa Panggilan Sedunia ke 53, hari ini.

Jikalau Gereja itu Bunda Kaum Terpanggil, ia memberikan kepada para anggotanya iman, yang menuntun mereka kepada Kristus, yaitu Dia yang memanggil semua orang. Gereja memperkenalkan Kristus, selain kepada para anggotanya, juga kepada orang-orang lain yang berada di luarnya. Ia tinggal bersama Kristus, memiliki Kristus dan hidup bersama Kristus. Gereja adalah rumah belaskasih, sebagaimana yang diajarkan Kristus, dan merupakan “tanah subur” dimana panggilan berakar, tumbuh matang dan berbuah. Kristus mendirikan Gereja sebagai tempat semua orang berhimpun untuk mendengarkan Dia. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yoh. 10:27). Kristus berjalan di depan sebagai pemimpin sambil mengajar dan menunjuk jalan, kebenaran dan hidup. Mereka yang berhimpun itu mendengarkanNya dan mengayunkan langkah mengikutiNya. Gereja tidak berjalan sendiri dan memiliki arah yang pasti. Ketika itu juga, ia menemukan panggilannya dan terpanggil untuk menjadi sama seperti Kristus. Berkat imannya, ia diutus ke tengah-tengah dunia lalu menjaring sebanyak mungkin orang untuk diselamatkan dalam Kristus.

Sebagaimana Kristus dan Bapa adalah satu (Yoh. 10:30), Gereja dan Kristus pun satu. Kristus itulah kepala Gereja, dan Gereja adalah Tubuh Kristus. Tak terpisahkan, karena Gereja selalu mengikuti kehendakNya. “Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka" (Why. 7:17). Kegembalaan Kristus menuntut jawaban taat dari Gereja sebagai kaum terpanggil untuk melaksanakan kehendak Bapa sepanjang peziarahannya di dunia. Ziarah itu akan bermuara pada suatu kehidupan yang menggembirakan. Untuk itulah perlu selalu transformasi diri demi tugas misioner Gereja. Pertobatan dan panggilan adalah dua sisi dari satu koin yang sama, dan secara terus menerus tetap terhubung di seluruh hidup kemuridan misioner. Sebab setelah dipanggil, Gereja menunaikan tugas perutusan yang berisikan kesaksian tentang belaskasih Tuhan. Ini adalah sukacita kaum beriman yang berhimpun di dalam Gereja.

Mari Saudara, bangkitkanlah rahmat panggilan yang telah kamu terima sejak pembaptisanmu dahulu. Ingatlah bahwa ketika kita dibaptis, kita tidak hanya menjadi bagian dari persekutuan Gereja tetapi jauh lebih dalam dari itu kita menjadi Imam, Nabi dan Raja. Panggilan kita ialah menguduskan diri, mewartakan Allah dan memimpin orang lain dengan terang kebangkitan Kristus. Maka seyogyanya, martabat kita adalah luhur dan menjadi fondasi kehidupan demi memancarkan belaskasih Allah kepada sesama. Janganlah surut imanmu, tetapi berusahalah untuk bangkit, membaharui diri demi kemuliaan Tuhan. “Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun (Mzm. 100:5). Semoga kita menjadi Kristus yang hidup untuk berdoa kepada Allah dan berkorban bagi siapa saja.

Doa Bapa Suci:
Bapa belaskasih, yang memberikan Putera-Mu bagi keselamatan kami dan yang selalu memperteguh kami dengan karunia-karunia Roh-Mu, limpahkanlah kepada kami jemaat Kristiani yang hidup, bersemangat dan bergembira, yang merupakan sumber-sumber hidup persaudaraan, dan yang menyuburkan dalam diri kaum muda hasrat untuk mempersembahkan diri mereka kepada-Mu dan karya evangelisasi. Topanglah jemaat-jemaat ini dalam karya pelayanan mereka untuk memberikan katekese panggilan dan jalan-jalan ke arah hidup bakti. Limpahkanlah kebijaksanaan yang dibutuhkan bagi penegasan panggilan, supaya dalam segala sesuatu keagungan belaskasih cinta-Mu bersinar terus menerus. Semoga Maria, Bunda dan Pendamping Yesus, menjadi pengantara setiap jemaat Kristiani, sehingga menghasilkan buah dari Roh Kudus, sehingga menjadi sumber panggilan sejati bagi pelayanan Umat Allah yang kudus.

(Fr. IEC)

(Picture: Fr. IEC edit)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar